Unforgettable
Winna Efendi
“Seandainya memori seperti kaset yang dapat berulang-ulang
diputar kembali.”
“Penyesalan, sama
seperti hidup, sama seperti kenangan
adalah hal yang sangat mengerikan.”
“Kenangan lebih baik tidak dapet
disimpan seperti kaset. Lebih baik apa adanya,
mengalir seperti seharusnya.”
“Masa kini berbaur bersama
kalimat-kalimat yang mengalir,
mengisi layar laptop kosong dan
renungan kesendirian.”
“Rumah adalah tempat
yang ditinggali, untuk kembali ditinggalkan.”
“Maka, ia akhirnya
berhenti mencari. Berusaha berdamai dengan dirinya sendiri.”
“Pada dasarnya, setiap orang memiliki
satu titik jenuh dimana mereka akan bilang–stop,
saya butuh waktu. Time out. Break.”
“Kita tidak akan
pernah benar-benar berhenti mencintai seseorang. Kita hanya belajar untuk hidup
tanpa mereka.”
“Semetara dua orang yang tidak saling mengenal,
tetapi terus berjalan ke arah yang sama, pada akhirnya akan bertemu pada satu
titik, tanpa mereka sadari.”
“Dan saat itu, lo akan lebih ikhlas
menjalani semuanya karena lo udah menerima bahwa kenyataan nggak bisa diubah.”
“Jika kita mampu tersenyum pada memori itu tanpa rasa sesal,
kita telah merelakan seutuhnya.”
“Cinta itu butuh
keberanian. Jika kau rasakan peganglah,
peganglah erat-erat
karena ia belum tentu akan kembali lagi.”
“Saat kita melakukannya, kita akan
tahu jawabannya.”
“Kita berusaha agar pada masa depan, kita
tidak menoleh ke belakang dan melihat bahwa kita telah salah memutuskan.”
“Kita memilih, agar kita dapat menoleh
kebelakang,
tersenyum dan terus berjalan maju.”
“Yang mana yang lebih
baik –pernah memiliki, lalu kehilangan atau
tidak pernah memiliki
sama sekali?”
“Suatu hari nanti, jika saya merindukan
kamu,
saya akan megingat kembali masa-masa
ini, seperti baru terjadi kemarin.”
“Lelaki itu sering menginterpretasikan
rindu, mengartikan nafsu, melampiaskan rasa, mengembangkan suka; ia tidak
benar-benar mengerti arti cinta.”
“…, mereka adalah dua
orang yang tepat, yang bertemu pada
waktu yang salah.”
“Wanita yang selalu duduk dibalik
jendela bening, yang mesti kamu tahu,
tidak sedang menunggu apapun, tetapi
akan tetap berada disana.”
Then, my
favourite is…
“Pada
akhirnya, prioritas memaksa kita untuk memilih dan berkorban.”
Dan memang ternyata prioritas akan memaksa kita untuk harus memilih dan memaksa berkorban.
BalasHapusLaki laki itu dalam mengartikan rindu itu dengan nafsu dan birahi, rasa yang menggelora.
BalasHapusTernyata Cinta itu membutuhkan sebuah keberanian, maka peganglah dengan erat sebelum dia menghilang.
BalasHapusRumah adalah sebuah tempat yang kita tinggali, yang suatu ketika kita tinggalkan.
BalasHapusSaat kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka kita akan menemukan jawabannya.
BalasHapus