Senin, 12 November 2012

Cinta Itu Egois


Cinta.
Sejujurnya saya sudah sulit mendefinisikan kata yang satu itu. Banyak orang bilang cinta seperti udara. Kita tidak bisa melihat, tapi bisa di rasakan.
Tapi, kali ini, saya ingin mengungkapkan sedikit apa yang ada di otak saya. Tentanga cinta. Cinta yang saya alami sendiri.
Cinta yang mendadak datang. Tanpa peduli dengan apa yang sedang saya rasakan.
Cinta itu datang, ketika saya sedang sakit. Ketika saya dalam keadaan menyembuhkan luka saya sendiri.
Bukan, bukan tidak gembira. Tapi saya benar-benar tidak siap dengan keadaan seperti ini. Bagaimana bisa nanah langsung di siram gula?
Dia tiba-tiba menyelak masuk ke dalam ruang pengobatan saya. Mengobrak-abrik semua ramuan yang sedang saya racik.
Saya tidak bisa apa-apa. Saya hanya mampu tercengang di depan pintu.
Dan lagi, cinta tidak pernah peduli dengan apa yang saya rasakan. Dia kemarin datang, membuat saya tercengang tapi kemudian senang. Kemudian, dia pergi, tanpa kata-kata dan meninggalkan pintu terbuka.
Terbuka lagi. Dengan ketidakpastian.
Cinta.
Memang makhluk teregois yang pernah saya temui.
Dia bisa tiba-tiba saja menjadi air, tapi lagi, dia bisa menjadi api.
Dia bisa datang membawa pagi, tapi dia pergi meninggalkan malam.

12/Nov/12
 Galaaaaau masa nulis tweet kayak gitu
#NovemberKelabu