Minggu, 12 Februari 2012

Hidup Bermasyarakat di Jakarta


A.   Pentingnya Hidup Bermasyarakat

Warga DKI jakarta terdiri dari berbagai suku, ras, kepercayaan, buadaya, adat, dan keagamaan. Di DKI ada juga penduduk pribumi yang disebut ‘orang betawi’ dan ada juga yang merupakan warga pendatang, dari Nusantara maupun Internasional.
Hal itu di karenakan banyak warga pendatang yang menguji nasib mereka di Ibukota. Tapi, hal ini justru mengakibatkan :



o   Lahan tempat tinggal semakin sempit.
o   Bangunan menjadi padat.
o   Terjadi pengangguran.
o   Timbul tawuran dan kriminalitas.


Terkadang hal tersebut dapat terjadi karena keegoisan serta kepentingan kelompok. Dan itu pun terjadi dari anak-anak, remaja, mahasiswa, bahkan sampai petinggi DPR.


B.   Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial masyarakat Jakarta yaitu kekuatan masyarakat yang terdiri dari berbagai sistem norma yang berlaku di Jakarta yang dapat mempengaruhi tingkah laku masyarakat Jakarta. Norma yang ada di Jakarta diantaranya, Norma pergaulan, norma keagamaan, norma budaya, norma adat dan norma susila.
Lingkungan sosial budaya mencangkup, tertib sosial, lingkungan pendidikan, dan tempat ibadah dan bersejarah.
Ada pun dampak positif, yaitu kemajuan IPTEK bermanfaat bagi kemudahan hidup. Ada pun dampak negatif, yaitu pergaulan bebas, obat-obatan dan minuman keras.


C. Pentinganya Lingkungan Sosial Budaya dalam Pembinaan Kerukunan Hidup Bermasyarakat
Kerukunan masyarakat Jakarta dapat terjuwud dengan :


o   Sikap gotong royong.
o   Toleransi terhadap sesama.
o   Tidak mengutamakan sikap egoistis.
o   Saling menghargai.


Ada juga dampak yang terjadi, diantaranya :

o   Nilai gotong royong menimbulkan kebersamaan.
o   Cara hidup bebas di pandang sebelah mata.



D.   Rumah Singgah
Rumah singgah di bangun pemerintah untuk menampung masyarakat yang tidak jelas tempat tinggalnya seperti, gepeng, masayrakat yang tinggal di kolong jembatan, rel kereta api, dan yang melakukan aktivitas di lampu merah. Dalam rumah singgah juga dilakukan pengajaran dalam bentuk formal dan non formal.


E.    Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Diantara semua yang diciptakan Tuhan, manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi. Tuhan pun menciptakan manusia, perempuan dan laki-laki yang terdiri dari berbagai ras, kepercayaan, budaya, dan adat.
Tuhan pun memberikan akal pikir untuk manusia sebagaimana untuk tidak bertindak semena-mena dan saling menjaga serta menghormati agar tidak terjadi perpecahan. Untuk itu, kita memiliki landasan norma agama, hukum, adat, dan susila.


F.    Hubungan dan Norma dalam Pergaulan
Setiap manusia melakukan pergaulan. Biasanya, orang yang mudah bergaul memiliki banyak teman sedangkan orang yang tidak gampang bergaul jarang memiliki teman.
Dalam pergaulan kita harus dapat memilah mana yang kenala, rekan, teman maupun sahabat. Dan dalam sebuah pergaulan kita pun harus memperhatikan norma-norma seperti :

a.      Norma Agama, dapat mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan sesama manusia. Bagi siapa yang melanggar, maka akan mendapatkan hukuman dari Tuhan di hari akhir.

b.      Norma Hukum, dapat mengatur manusia berlawanan jenis seperti ‘pacaran’. Dalam hal ini harus dipelihara norma etika dan norma hukum, supaya tidak timbul hal-hal yang melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Jika pria berlaku kurang baik terhadap wanita, maka akan terjadi hukum di dunia maupun di peradilan Tuhan.

c.  Normal Susila, norma ini timbul dari hati nurani setiap manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Oleh karenanya kita sesama manusia harus saling menghargai dan menghormati. Dengan ini, kita harus menjaga perasaan dan hati nurani.

d.      Norma Kesopanan, terkadang, saat para remaja bermain dengan hal sehidup semati. Membuat si pria melakukan tindakan tidak sopan yang mengakibatkan si wanita menjadi korban yang dapat membuatnya di pandangan negatif oleh masyarakat. Oleh karena itu, kita harus memberikan batasan dalam pergaulan.

e.  Norma Adat, yaitu kebiasaan atau tatanan hidup dalam masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan. Norma ini tidak dapat di hilangkan dengnamudah dari kehidupan masyarat. Namun, seiring berjalannya waktu dan kebudyaan barat yang masuk ke Jakarta, adat-adat Jakarta pun tertinggalkan.


G.   Komitmen dan sikap Pebuatan Manusia
Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan yang anut merupakan salah satu bentuk hubungan manusia dengan Tuhan secara vertikal, dan diajarkan pula melalui kitab-kitab suci melakukan hubungan dengan manusia lainnya yang disebut hubungan horizontal.
Dalam menghadapi segala cobaan-Nya, kita harus menerimanya dengan lapang dada, ikhalas dan tawakal. Kita pun harus melaluinya dengan setulus hati serta berdo’a dan berusaha.
Manusia harus bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. Dan kita pun harus bersabar jikalau kita tidak mampu menghadapi ujian-Nya.
Dan kita sebagai manusia pun harus mawas diri, karena dalam pergaulan ‘masa kini’ banyak anak-anak muda yang terjerat dalam pergaulan bebas, obat-obatan terlarang, serta minum-minuman keras. Kita pun hendaknya bertaubat setelah melakukan hal-hal yang di larang Tuhan.


H.   Sopan Santun dan Perilaku Manusia
Dopan Santun merupakan sikap mengungkapkan rasa menghargai, menyayangi, serta memiliki rasa tanggungjawab terhadap dirinya dan orang-orang disekitarnya.
Secara kelompok manusia berada di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal itu perlu aturan-aturan seperti aturan adat, hukum dan agama yang merupakan acuan bermasyarakat yang disebut norma yang dianut bersama. Misalnya, memberi salam saat masuk dan keluar rumah, menghargai saudara, cara beribadah dll.
Sikap dalam hubungan dengan pelayanan pemerintah. Sikap memberikan pelayanan terhadap siapapun tanpa terkecuali, sikap perasaan yang sama dan kebutuhan harus diciptakan serta berfungsi dengan semestinya.


I.      Cara Menghormati dan Cara Berbusana
1.   Sikap Individu
a.   Sikap Berbicara, suara harus jelas, penuh perhatian, teratur, pendengaran yang baik, serta menghindari pertanyaan yang bersifat pribadi.
b.    Sikap Duduk, rileks, jarak pandang, tidak boleh ongkang-ongkang kaki, dll.
c.  Sikap Berdiri, badan tegap, teidak boleh memasukkan tangan ke saku, Tidak boleh berkacak pinggang.
d.  Sikap Berjalan, bila wanita, sebaiknya berjalan di samping kiri laki-laki dan hndari berjalan di tengah jalan raya.

2.   Cara Berbusana
a.  Berbusana di rumah, Menggunakan baju santai yang nyaman dan pas dengna badan, ukuran, bentuk, maupun warnanya di tubuh kita.
b. Berbusana ketika di sekolah, haruslah lengkap dengan atribut, rapi, kemeja harus dikancingkan, tidak di perbolehkan menggunakan gelang dll.
c.    Berbusana ketika berpesta dan seminar, Harus terlihat rapi, hidup, dan sopan.


J.    Pergaulan
Ada beberapa jenis pergaulan, diantaranya :
a.    Perkenalan, didahulukan dengan mengucapkan salam dan berjabat.
b.   Cara bertemu, hendaknya memperhatikan waktu dan tempat. Jika memang tidak bisa, seharusnya di tolak dengan halus.
c.  Silahturahmi,  ini merupakan salah satu adat sesuai norma-norma yang berlaku di daerah tersebut.
d. Menjenguk orang sakit, harus memeberikan kata-kata yang menyenangkan, mendoakan, dan membawajan makanan atau buah-buahan.
e. Sikap dan cara menelpon, dalam menggunakan telpon / HP gunakan dengan seperlunya, jangan terlalu lama, singkat, jelas dan padat, serta jelas akan apa yang disampaikan.

1 komentar:

  1. menarik dan bermanfaat nih infonya
    senang sekali bisa mampir ke blog anda
    terimakasih banyak gan

    BalasHapus

Tinggal jejakmu di bawah jejak kecilku. Silakan menggunakan Name/URL atau Anonymous :)