Minggu, 05 Agustus 2012

Galau, Bukunya Nih!! Gimana Dong?


Nggak tau kapan selesainya.
Tapi kata seorang kakak, jangan memperlihatkan kesukaan –rasa suka kita ke orang itu. Katanya begitu.
Untuk satu setengah tahun pertama, mungkin no problem. Gue sama dia masih dalam lingkup yang sama. Gitu kan? Gue masih biasa-biasa aja dan sok nggak mau ngerti sama diri gue sendiri.
Gue sering ngatain dia sama anak kelas 7 –jamannya kita- dan sok jodoh-jodohin dia sama temen sekelas. Teriak-teriak nggak jelas, sampe bikin dia ngambek kadang-kadang. Hah. Masih muna kan?

Jadi gue rasa gue nggak memperlihatkan rasa suka gue ke dia selama itu.
Tapppi… ada tapinya nih.
Serius. Gue shock banget waktu itu, nggak banget-banget sih, tapi cukup shock lah ya. Temen gue berkata, bak tanpa dosa di hari kamis. “Lo suka dia ya?”
OoOOo…
Sebegitu transparent kah gue?
Sampe orang lain aja bisa… bilang begitu. Padahal gue yakin kalo Cuma gue yang tahu… karena bahkan temen gue kelas 7 aja nggak tau, dan waktu di tanya gue menjawab nama orang yang lagi lewat di depan gue. Simple. Mereka percaya.
Dan ini, gue curhat sama temen gue yang ini aja nggak pernah! Kok bisa… maka mulai dari sini gue bertanya-tanya…
Oke, skip.
Setelah lama dan gue mulai menjauh (menjauh apa emang jauh ya? Nggak sekelas sih ya) temen curhat gue yang lain tahu… si aquarius pertama (Ap) yang tahu. Dan berikutnya lagi, aquarius kedua tahu, gara-gara…
“Cepet, eh cepet, lelet lo.” Gue berujar sembari ngedorong si ap waktu lewat aula, dan disinilah gue dengan begonya ngedekep muka ke tasnya ap.
Maka…
Ada yang bertanya
“Ada siapa sih?” dengan bego plus pongo campur watados yang nyebelin abis, dia nengok segerombolan anak kelas dia. Dan langusng… “OH GUE TAHU!”
Sialanemangnihorang. Teriak dengna toa super gede yang pernah ada. Anjriit. Aquarius kedua mampu membocorkan rahasia dan bikin gue… salting. (Untung dia lagi ngobrol dan nggak begitu respect)
Dari sinilah gue jadi sering sok buta dan sok bisu setiap kali ketemu sama dia. Menjadi orang lain yang jalannya cepet-cepet, selalu nunduk setiap ketemu dan ngacir setiap ada kesempatan.
Gue mulai ragu, apalagi setelah jujur-jujuran di hari senin (apa rabu ya? Pokoknya habis praktek olahraga). Waktu dia dateng, gue di ledekin anak satu kelompok, dan dia nengok! Anjiiir! Walau ngedelekinnya Cuma “ada anak 9-X (sangat rahasia ;p)” dan ada banyak anak 9x tetep aja…
Yang lebih parah… temen gue nanya begini sama wali kelasnya, dan gue salting abis waktu itu (Untung nggak ikut… untung..). “Pak, yang di kelas bapak yang nggak ikut siapa pak?”
Dan nama itu disebut pertama!!! Dan satu bis pun tahu!!
Setelahnya, sampai saat ini, pelan-pelan gue mulai berusaha untuk mengurangi kesaltingan gue setiap kali orang ngeledekin. Mulai pelan-pelan melupakan –halah.
Sebenernya sih gampang aja, lah wong udah nggak satu sekolah kan? Paling 3-4 bulan (lebih dikit laaah) gue udah bisa move on.
Yang jadi masalah.
Gue sempet menang lomba, dimana kumpulan cerpennya dibukukan. Disini, gue beli dua buku, satu buat dia.
Dan bukunya masih ada di gue. Di laci buku gue.
Gimana caranya ngasih buku itu dengan pedoman jangan memperlihatkan kesukaan –rasa suka kita ke orang itu.
Gimana? Gimana? Gimana??????

1 komentar:

Tinggal jejakmu di bawah jejak kecilku. Silakan menggunakan Name/URL atau Anonymous :)