“Bagaimana hampa bisa menyakitkan? Hampa harusnya berarti tidak ada apa-apa. Berarti tidak ada masalah. Termasuk rasa sakit” – Keenan.
“Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh” –
Ludhe.
“Tapi hati bisa
bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang
aku pun merasa cukup” – Wayan.
‘Tanpa kekosongan,
siapa pun tidak akan bisa memulai sesuatu” – Ludhe.
“Kenangan hanyalah
hantu di sudut pikir dan selama ini, ia tlah memelihara sebuah cinta pada
kenangan, pada wujud yang lebih dari bayangan” – Luhde.
“Dari seseorang saya
belajar. Hati itu nda memilih, hati itu dipilih” – Luhde.
“Sampai kapan pun itu, saya ngga tahu. Saya ngga melihat cinta ini ada
ujungnya” – Keenan.
“Karena itu aku
takut bicara tentang hati, maka aku tuliskan saja. Lalu kusimpan dan mungkin kukirimkan
ke..... entah kemana!” – Kugy.
“Nyerah sama realistis itu beda tipis” – Keenan.
“Pelukis yang baik bisa mengungkapkan semuanya, termasuk
kekosongan sekalipun” – Luhde.
“Hati itu dipilih, bukan memilih. Bertahan atau melepaskan itu tergantung
hatimu. Hatimu yang tau” – Ludhe.
“Aku nggak butuh maaf kamu. I just want you to love me. Why
can’t you just love me?” –Wanda.