Cinta.
Sejujurnya saya sudah sulit
mendefinisikan kata yang satu itu. Banyak orang bilang cinta seperti udara.
Kita tidak bisa melihat, tapi bisa di rasakan.
Tapi, kali ini, saya ingin
mengungkapkan sedikit apa yang ada di otak saya. Tentanga cinta. Cinta yang
saya alami sendiri.
Cinta yang mendadak datang.
Tanpa peduli dengan apa yang sedang saya rasakan.
Cinta itu datang, ketika saya
sedang sakit. Ketika saya dalam keadaan menyembuhkan luka saya sendiri.
Bukan, bukan tidak gembira. Tapi
saya benar-benar tidak siap dengan keadaan seperti ini. Bagaimana bisa nanah
langsung di siram gula?
Dia tiba-tiba menyelak masuk ke
dalam ruang pengobatan saya. Mengobrak-abrik semua ramuan yang sedang saya
racik.
Saya tidak bisa apa-apa. Saya
hanya mampu tercengang di depan pintu.
Dan lagi, cinta tidak pernah
peduli dengan apa yang saya rasakan. Dia kemarin datang, membuat saya
tercengang tapi kemudian senang. Kemudian, dia pergi, tanpa kata-kata dan
meninggalkan pintu terbuka.
Terbuka lagi. Dengan ketidakpastian.
Cinta.
Memang makhluk teregois yang
pernah saya temui.
Dia bisa tiba-tiba saja menjadi
air, tapi lagi, dia bisa menjadi api.
Dia bisa datang membawa pagi,
tapi dia pergi meninggalkan malam.
12/Nov/12
Galaaaaau masa nulis tweet kayak gitu
#NovemberKelabu